BPBD DKI: Ancaman Banjir Rob Masih Membayangi Jakarta Utara

KabarKabari,- Menjelang Sabtu (6/12/2025), warga pesisir di utara Jakarta diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir rob. BPBD DKI Jakarta memperingatkan bahwa enam wilayah pesisir utama — yakni Kamal, Muara Angke, Baywalk Pluit, Sunda Kelapa, RE Martadinata, dan Blencong Marunda — masuk daftar lokasi rawan yang harus siaga.

Imbauan ini disampaikan menyusul peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa periode 1–10 Desember 2025 rentan terjadi pasang maksimum air laut. Puncak gelombang rob diprediksi telah terjadi pada Jumat (5/12/2025) sekitar pukul 09.00 WIB — namun BPBD menegaskan bahwa risiko tetap tinggi hingga Sabtu dan bisa berlangsung beberapa hari berturut‑turut.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD DKI, potensi rob juga diperparah oleh cuaca yang berubah cepat serta dinamika air laut — sehingga masyarakat pesisir disarankan untuk mengurangi aktivitas di daerah rawan terlebih dahulu.


Fase Alam + Penurunan Muka Tanah Membesarkan Risiko

Penting untuk memahami penyebab utama meningkatnya potensi banjir pesisir alias rob kali ini. BMKG dan sejumlah instansi terkait menjelaskan bahwa:

  • Rob banyak dipicu oleh fenomena alam — saat puncak pasang maksimum air laut terjadi bersamaan dengan fase Supermoon, yaitu ketika Bulan berada pada titik terdekat dari Bumi (perigee) dan dalam fase purnama. Hal ini menyebabkan air laut bisa naik signifikan dibandingkan hari biasa.
  • Di samping itu, faktor jangka panjang seperti penurunan muka tanah (land subsidence) di pesisir utara Jakarta memperparah risiko rob. Beberapa area yang dianggap rentan mengalami penurunan elevasi setiap tahun — sehingga ketika pasang maksimum, daerah tersebut makin mudah kebanjiran.

Kombinasi antara faktor alam (supermoon/pasang maksimum) dan kondisi geologis/kawasan pesisir menjelaskan kenapa ketinggian air laut dalam beberapa hari terakhir bisa melebihi batas aman — dan memperingatkan bahwa situasi bisa berubah dengan cepat.


Dampak Sudah Terasa — Genangan, Jalan Tergenang, Akses Ditutup

Prakiraan bahaya rob ternyata tidak sekadar “peringatan belaka”. Sejumlah kawasan pesisir utara Jakarta telah mengalami genangan, bahkan beberapa ruas jalan vital sempat lumpuh akibat air laut yang naik.

Misalnya, kawasan Ancol disebut menjadi salah satu titik yang terdampak banjir rob — sejumlah akses ditutup sementara dan warga diminta untuk menghindari daerah pesisir.

Beberapa jalan penting seperti di depan Jakarta International Stadium (JIS), di wilayah RE Martadinata, serta di kawasan Tanjung Priok dan Papanggo — juga sempat tergenang dengan air laut mencapai puluhan sentimeter. Kondisi ini menyebabkan kemacetan, kesulitan mobilitas warga, dan potensi gangguan aktivitas ekonomi serta layanan publik.

Di sisi lain, data dari BPBD menunjukkan bahwa genangan sempat terjadi di 18 RT di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu pada puncak banjir rob. Namun demikian, berdasarkan laporan terbaru, sebagian besar genangan telah surut per Jumat (5/12/2025) malam — berkat upaya penyedotan air oleh petugas, kolaborasi antar‐instansi, serta partisipasi masyarakat setempat.

Meskipun demikian, BPBD tetap memperingatkan bahwa situasi bisa berubah sewaktu‑waktu jika pasang kembali lagi — apalagi jika disertai hujan atau curah air dari daratan.


Imbauan & Langkah Mitigasi — Waspada, Siaga, dan Siap Bergerak

Menghadapi potensi banjir rob yang masih berlangsung, BPBD dan pemerintah DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah upaya mitigasi dan mengimbau warga agar proaktif menjaga keselamatan. Beberapa langkah yang disarankan:

  • Hindari aktivitas di area pesisir — terutama pada jam‑jam puncak pasang maksimum (diprediksi antara 07.00–13.00 WIB saat fase rob).
  • Pantau informasi cuaca dan peringatan dini melalui kanal resmi: laman peringatan gelombang pasang BPBD, aplikasi pelaporan genangan, serta situs pemantau kondisi air laut.
  • Pastikan sistem drainase dan saluran air di sekitar rumah dalam kondisi baik — agar genangan tidak meluas saat air laut pasang.
  • Persiapkan diri terhadap kemungkinan evakuasi atau kebutuhan darurat: catat nomor darurat (misalnya layanan 112), koordinasikan dengan RT/RW dan otoritas setempat, serta jika diperlukan, siapkan transportasi alternatif.
  • Untuk jangka menengah hingga panjang, evaluasi tata ruang dan kebijakan pembangunan pesisir: memperkuat tanggul, perbaikan drainase, serta memperhitungkan dampak penurunan muka tanah agar rob tidak selalu mengancam setiap musim pasang maksimum.

Situasi Hari Ini & Implikasi ke Depan — Waspada, Karena Ancaman Bisa Berulang

Meskipun sebagian genangan telah surut pada Jumat malam, kondisi di pesisir utara Jakarta tetap rentan — terutama dengan prediksi pasang maksimum dan potensi curah hujan yang bisa berubah cepat. Warga pesisir tidak bisa bersantai.

Fenomena seperti fase supermoon dan penurunan muka tanah bukan kejadian sekali dalam hidup — ini akan terus menjadi faktor risiko jika tidak diiringi mitigasi serius dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat.

Bagi warga pesisir — “aman” bukan berarti abai, melainkan tetap waspada, siap bergerak, dan proaktif dalam menjaga keselamatan diri dan lingkungan sekitar.

Bagi pemerintah — peristiwa ini seharusnya menjadi pengingat bahwa urusan penanganan banjir rob tak bisa hanya bersifat reaktif. Diperlukan langkah strategis, mulai dari perbaikan infrastruktur pesisir, drainase, hingga regulasi pembangunan agar risiko rob bisa diminimalkan, bukan hanya ketika musim pasang maksimum.

Jakarta bukan haluan laut dengan pantai alami yang luas — kondisi pesisir utara yang padat, daratan rendah, dan tekanan urbanisasi membuat banjir rob menjadi ancaman nyata. Artikel ini berharap mengajak pembaca: jangan anggap remeh rob — dia bisa datang kapan saja, dan dampaknya bisa lebih dari sekadar genangan air.

More From Author

Ilmuwan ‘Bangkitkan’ Cacing Purba dari Permafrost Siberia

Marlina Tobing: Kisah Heroik di Tengah Krisis Bencana

One thought on “BPBD DKI: Ancaman Banjir Rob Masih Membayangi Jakarta Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *