
KabarKabari,- Latihan terintegrasi TNI yang digelar di Bandara PT IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah, pada Kamis (20/11/2025), mengalami insiden serius saat seorang prajurit terjun payung dari pesawat Hercules C-130. Parasut yang digunakan gagal mengembang sempurna, menyebabkan prajurit tersebut jatuh bebas dan menghantam tanah. Video momen dramatis itu beredar luas di media sosial, memicu keprihatinan publik.
Kronologi dan Rekaman Insiden
Berdasarkan laporan dari iNews, prajurit itu tampak kehilangan kendali saat melakukan manuver terjun, lalu menyentuh tanah dengan keras. Rekaman warga sekitar lokasi latihan memperlihatkan kecemasan sejumlah saksi, termasuk anak-anak, saat penerjun terjatuh. Insiden ini menjadi bagian dari skenario latihan terintegrasi besar, yang melibatkan manuver udara dan infiltrasi pasukan dari berbagai satuan TNI.
Reaksi TNI dan Penanganan Korban
Mayjen TNI Freddy Ardianzah, Kepala Penerangan Mabes TNI, mengonfirmasi bahwa prajurit tersebut mengalami cedera akibat parasut yang tidak mengembang sempurna dan saat ini telah mendapat perawatan medis. “Kondisi prajurit saat ini semakin baik, dan dia dalam pengawasan tim dokter TNI,” ujar Freddy.
Tim medis yang berada di lokasi langsung mengevakuasi korban setelah penanganan awal dari petugas keamanan. Sementara itu, investigasi internal telah dimulai untuk mengungkap penyebab kegagalan parasut — meliputi pemeriksaan ulang peralatan dan prosedur operasional latihan.
Besarnya Latihan dan Satuan yang Terlibat
Latihan terintegrasi di Morowali adalah bagian dari Latihan Komando Gabungan (Kogab) TNI 2025, yang melibatkan 26.998 personel lintas matra (daratan dan udara). Dalam skenario latihan tersebut, tiga batalion penerjun ikut serta: Yonko 466/Korpasgat, Yonif 432 Kostrad, dan Yonif 433 Kostrad.
Latihan mencakup Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U) serta aksi infiltrasi udara dan “dropping zone” strategis. Selain itu, TNI Angkatan Udara juga menjalankan simulasi “force down” menggunakan pesawat Sukhoi sebagai bagian dari manuver integrasi.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Freddy menyatakan insiden ini akan menjadi bahan evaluasi serius bagi TNI: “Secara internal, TNI akan terus mengevaluasi setiap penyelenggaraan latihan, guna memastikan keselamatan prajurit menjadi prioritas utama dalam setiap latihan.”
Pihak TNI menegaskan pentingnya investigasi menyeluruh, termasuk pada aspek teknis parasut, pemilihan peralatan, hingga prosedur latihan. Evaluasi ini diharapkan bisa mencegah insiden serupa di masa depan, khususnya dalam latihan udara yang memiliki risiko tinggi.
Catatan: Risiko Latihan Payung TNI
Kegagalan parasut selama terjun payung memang bukan peristiwa yang sepenuhnya baru di tubuh TNI. Sebelumnya, Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) pernah mengalami kecelakaan saat parasut tidak mengembang sempurna, salah satunya karena kondisi angin yang tidak stabil. Kasus tersebut menekankan bahwa faktor teknis dan lingkungan tetap menjadi tantangan utama dalam latihan terjun udara.
Implikasi Strategis dan Keselamatan Prajurit
Insiden di Morowali menyoroti dua hal penting:
- Keselamatan prajurit: Meskipun latihan militer sangat diperlukan untuk kesiapsiagaan, risiko fisik seperti kegagalan parasut tak bisa diabaikan. Penguatan protokol keselamatan dan pemeriksaan alat adalah aspek yang harus terus diperketat.
- Profesionalisme dan transparansi: Karena latihan terintegrasi melibatkan banyak personel dan skenario kompleks, publik menunggu transparansi hasil investigasi. Evaluasi internal yang kredibel akan memperkuat kepercayaan lingkungan militer dan masyarakat.
Peristiwa “parasut gagal membuka” saat latihan payung TNI di Morowali menjadi alarm penting bagi institusi militer. Latihan terintegrasi memang esensial untuk memastikan kesiapan dan interoperabilitas antar matra TNI, tetapi keselamatan prajurit harus menjadi prioritas mutlak. Investigasi dan evaluasi yang dilakukan secara terbuka dan serius akan menjadi ujian sejauh mana TNI mampu menyeimbangkan kebutuhan operasional dengan risiko latihan udara yang inheren.
