
KabarKabari,- Kursi pelatih kepala Timnas Indonesia kini resmi kosong setelah Patrick Kluivert dan PSSI sepakat mengakhiri kerja sama lebih cepat dari kontrak semula.
Keputusan ini diambil usai sederet hasil mengecewakan di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, meski Kluivert sempat membawa perubahan dalam gaya bermain Garuda.
Di bawah arahannya, permainan Timnas memang terlihat lebih modern dan terstruktur. Namun, hasil di lapangan belum mampu memenuhi ekspektasi publik sepak bola Tanah Air dan jajaran federasi. Kini, fokus PSSI beralih ke satu hal penting: menentukan sosok pelatih baru yang tepat untuk membawa Timnas melangkah ke level yang lebih tinggi.
Beberapa nama pelatih ternama mulai dikaitkan dengan posisi tersebut. Dari pelatih berpengalaman di level internasional, hingga sosok yang sudah mengenal sepak bola Indonesia dengan baik. Berikut lima kandidat kuat pelatih baru Timnas Indonesia yang tengah masuk radar PSSI.
1. Jesus Casas – Arsitek Modern dari Spanyol
Nama Jesus Casas menjadi salah satu yang paling santer dibicarakan. Pelatih asal Spanyol ini dikenal sebagai arsitek modern dengan filosofi permainan menyerang dan penguasaan bola yang kuat.
Casas sukses besar bersama Timnas Irak, di mana ia membawa negara tersebut menjuarai Piala Teluk 2023. Capaian itu bukan kebetulan—dari total 33 pertandingan, Irak di bawah Casas mencatat 20 kemenangan, sebuah rekor yang luar biasa untuk tim Asia Barat.
Kelebihan utama Casas adalah kemampuannya memadukan gaya bermain ofensif khas Spanyol dengan kedisiplinan taktik. Ia menekankan permainan bola-bola pendek, rotasi posisi yang dinamis, serta pressing tinggi yang membuat lawan sulit mengembangkan permainan.
Bagi Indonesia yang tengah berupaya membangun identitas permainan modern, Jesus Casas bisa menjadi pilihan ideal untuk membentuk fondasi jangka panjang sepak bola nasional.
2. Srecko Katanec – Pengalaman Internasional yang Teruji
Sosok kedua yang masuk radar adalah Srecko Katanec, pelatih asal Slovenia yang sudah malang melintang di dunia sepak bola internasional. Ia pernah menangani Irak, Slovenia, dan Uzbekistan, tiga tim dengan karakter permainan yang kuat dan fisik solid.
Katanec dikenal sebagai pelatih yang tegas namun adil. Ia menanamkan kedisiplinan tinggi dan organisasi pertahanan yang rapat kepada tim asuhannya. Dalam beberapa turnamen besar seperti Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia, Katanec membuktikan diri sebagai sosok yang mampu menghadapi tekanan tinggi dengan kepala dingin.
Keunggulannya terletak pada kemampuannya mengelola pemain dari latar belakang budaya berbeda, sesuatu yang sangat relevan untuk Timnas Indonesia yang memiliki keberagaman karakter pemain dari berbagai daerah.
Jika PSSI ingin menghadirkan sosok berpengalaman dan tangguh dalam membangun struktur pertahanan kuat, Srecko Katanec bisa menjadi pilihan realistis.
3. Osmar Loss – Pelatih Juara dari Brasil
Kandidat berikutnya adalah Osmar Loss, pelatih muda asal Brasil yang namanya tengah naik daun di Asia Tenggara. Bersama Buriram United, ia berhasil meraih tiga gelar domestik di Thailand, termasuk ASEAN Club Championship 2024.
Filosofi bermain Loss menekankan permainan cepat, pressing tinggi, dan transisi agresif—gaya khas sepak bola modern yang atraktif dan efisien.
Menariknya, Osmar Loss juga memiliki kedekatan dengan dua pemain Timnas Indonesia, Shayne Pattynama dan Sandy Walsh, yang pernah merasakan sentuhannya di klub Eropa. Hal ini tentu bisa memudahkan adaptasi serta membangun koneksi taktik di lapangan.
Dengan pendekatan progresif dan jiwa muda yang energik, Osmar Loss dianggap mampu membawa semangat baru dalam ruang ganti Garuda.
4. Bernardo Tavares – Si Pekerja Keras dari PSM Makassar
Nama Bernardo Tavares tentu tidak asing bagi penggemar Liga 1 Indonesia. Pelatih asal Portugal ini sukses membawa PSM Makassar meraih gelar juara Liga 1 musim 2022/2023, mengakhiri penantian panjang selama 23 tahun.
Tavares dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan taktik realistis. Ia tidak memaksakan filosofi permainan tertentu, tetapi menyesuaikan strategi dengan karakter pemain lokal. Inilah yang membuatnya mampu mengeluarkan potensi terbaik para pemain PSM tanpa mengandalkan bintang mahal.
Selain itu, Tavares juga dikenal jago membangun mental juang dan kebersamaan tim, aspek penting dalam permainan Timnas Indonesia.
Jika PSSI mencari pelatih yang memahami kondisi sepak bola nasional, punya hubungan baik dengan pemain lokal, serta mengerti tantangan infrastruktur dan mentalitas pemain Indonesia, maka Bernardo Tavares adalah opsi yang sangat rasional.
5. Jean-Paul van Gastel – Kandidat Lokal dengan Rasa Eropa
Terakhir, ada Jean-Paul van Gastel, pelatih asal Belanda yang kini menangani PSIM Yogyakarta. Meski bekerja di klub Liga 2, rekam jejaknya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Van Gastel pernah menjadi asisten pelatih di Feyenoord dan Besiktas, dua klub besar Eropa yang terkenal dengan tradisi taktik kuat dan pengelolaan pemain profesional.
Ia dikenal memiliki pemahaman mendalam tentang transisi cepat, penguasaan ruang, dan taktik menyerang terstruktur. Pengalaman melatih di Indonesia juga membuatnya lebih mudah beradaptasi dengan kultur sepak bola nasional—keuntungan besar yang tidak dimiliki banyak pelatih asing lainnya.
Dengan karakter tenang, visioner, dan disiplin, Jean-Paul van Gastel bisa menjadi jembatan antara sepak bola Eropa dan karakter pemain Indonesia.
Tantangan Besar PSSI: Bukan Sekadar Memilih Pelatih, Tapi Membangun Sistem
Lebih dari sekadar memilih nama, tantangan terbesar PSSI adalah menemukan pelatih yang memahami karakter dan realitas sepak bola Indonesia.
Pelatih hebat bukan hanya yang punya taktik canggih, tapi juga mampu berkomunikasi efektif, membangun kestabilan program, dan mengelola regenerasi pemain.
Publik tentu berharap pelatih baru nanti tidak hanya fokus pada hasil jangka pendek, melainkan juga membangun fondasi sepak bola nasional yang kuat, berkelanjutan, dan modern.
Dengan bakat-bakat muda seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, hingga Rafael Struick, Indonesia sebenarnya punya potensi besar. Tinggal bagaimana sang pelatih baru mampu menyatukan visi, mengasah kualitas, dan menjaga konsistensi performa.
Apapun keputusan PSSI nantinya, harapan terbesar masyarakat tetap sama:
Timnas Indonesia bisa tampil konsisten, disiplin, dan akhirnya mampu bersaing di level Asia.
