
Pada Sabtu malam, 1 November 2025, perjalanan rutin dengan kereta cepat dari London North Eastern Railway (LNER) berubah menjadi malam penuh kekacauan ketika seorang pria bersenjata pisau menyerang penumpang dalam gerbong. Berikut adalah rangkuman berita, dengan gaya jurnalistik yang mudah dibaca, data terbaru, dan ringkasan pentingnya insiden tersebut.
Kronologi dan Fakta Utama
Kereta LNER berangkat dari Doncaster pukul 18.25 waktu setempat, menuju stasiun pusat London (King’s Cross) melalui kota-kota termasuk Peterborough di Cambridgeshire.
Tak lama setelah melewati Peterborough, tepatnya sekitar pukul 19.39 secara lokal, panggilan darurat masuk ke British Transport Police (BTP) yang menangani keamanan kereta.
Kereta segera diperintah berhenti darurat di Huntingdon Station, dan sekitar delapan menit setelah panggilan, petugas bersenjata berhasil menahan dua tersangka di peron.
Dalam pernyataan resmi, BTP mengonfirmasi bahwa 11 orang dilarikan ke rumah sakit, termasuk sembilan yang diduga mengalami luka mengancam jiwa.
Satu dari para korban merupakan staf kereta yang berusaha menghadang pelaku dan saat ini disebut dalam kondisi “kritis namun stabil”.
Tersangka & Tuntutan Hukum
Tersangka utama diidentifikasi sebagai Anthony Williams (32 tahun) asal Peterborough.
Hingga Senin, dia telah didakwa dengan:
- 11 tuduhan percobaan pembunuhan (10 terkait kereta LNER dan 1 terkait insiden di stasiun DLR di London)
- 1 tuduhan “actual bodily harm” (menyebabkan luka fisik)
- 1 tuduhan kepemilikan senjata tajam (bladed article)
Dalam sidang di Pengadilan Magistrat Peterborough, Williams menyatakan “no fixed abode” (tidak memiliki tempat tinggal tetap) ketika ditanya alamat.
Pihak kepolisian menyebut bahwa meskipun sempat dikerahkan unit kontra-terorisme, tidak ditemukan indikasi bahwa insiden ini terkait terorisme.
Motivasi, Investigasi Tambahan & Penelusuran
Motif penyerangan belum dapat dipastikan. Polisi menyebut bahwa mereka masih menyelidiki kemungkinan faktor gangguan mental atau motivasi lainnya.
Polisi juga menyelidiki keterkaitan antara insiden kereta dengan tiga kejadian lain di Peterborough, antara Jumat malam dan Sabtu pagi, termasuk penusukan terhadap remaja berusia 14 tahun dan laporan “pria dengan pisau” di barbershop.
Reaksi Publik & Kebijakan Keamanan
Pemerintah Inggris melalui Keir Starmer (Perdana Menteri) dan Menteri Dalam Negeri Shabana Mahmood menyampaikan belasungkawa dan memuji keberanian staf kereta yang menghadang pelaku.
Menteri Transportasi Heidi Alexander menyatakan pihaknya akan meningkatkan patroli polisi di stasiun-stasiun besar dan kereta, namun menolak usulan penerapan detektor logam ala bandara karena dianggap “membuat kehidupan penumpang menjadi tidak mungkin”.
Dampak & Konteks Lebih Luas
Walaupun insiden ini cukup jarang terjadi dalam transportasi massal Inggris, angka kejahatan dengan senjata tajam telah meningkat selama dekade terakhir—meskipun laporan terbaru menunjukkan penurunan tipis tahun-ke-tahun.
Kejadian di LNER ini memicu kekhawatiran publik terhadap keamanan kereta api, dan menimbulkan diskusi tentang keseimbangan antara keamanan ekstra dan kenyamanan penumpang.
Apa yang Perlu Diketahui Penumpang & Publik
- Jika berada di kereta saat terjadi insiden kekerasan, tindakan cepat seperti menutup pintu gerbong, menjauh dari pelaku, atau mencari bantuan harus segera dilakukan—salah satu korban berhasil bertahan karena berusaha kabur ke gerbong depan.
- Pihak operator dan kepolisian memonitor situasi dan mengimbau penumpang untuk tidak menyebarkan spekulasi atau video yang belum diverifikasi.
- Meskipun keamanan di transportasi umum akan diperketat, sistem pemeriksaan total seperti di bandara kemungkinan tidak diterapkan secara luas.
Serangan penusukan pada kereta LNER di Cambridgeshire pada 1 November 2025 adalah insiden kekerasan massal yang mengguncang transportasi publik Inggris. Tersangka Anthony Williams telah ditahan dan dikenakan berbagai dakwaan serius. Motif belum jelas, dan meskipun tidak dianggap sebagai serangan terorisme, insiden ini memicu pembahasan nasional mengenai keamanan dan penanganan kejahatan dengan senjata tajam.
