
KabarKabari,- Ledakan dahsyat terjadi di area dalam SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat siang dan menyebabkan puluhan siswa mengalami luka. Awalnya, ledakan disangka berasal dari kerusakan sound system atau tabung gas LPG, namun kesaksian siswa dan temuan penyidik mengarah pada dugaan adanya bom rakitan yang sengaja diletakkan di lokasi kejadian.
Peristiwa ini terjadi saat para siswa sedang melaksanakan kegiatan ibadah salat Jumat di area masjid sekolah. Suasana yang sebelumnya tenang berubah menjadi panik ketika suara ledakan keras menggema dan memicu kepulan asap disertai serpihan benda tajam.
Kesaksian Siswa: “Kami Kena Paku, Itu Bom Rakitan.”
Seorang saksi yang merupakan siswa kelas X menuturkan pengalaman menegangkan tersebut. Kepada Kumparan, ia mengatakan bahwa ledakan terjadi tepat setelah khutbah Jumat selesai dan para siswa bersiap melaksanakan salat.
“Saya duduk di dalam masjid, setelah doa, kami mau salat. Tiba-tiba langsung meledak,” ujarnya.
Menurut saksi, ledakan berasal dari area pilar di bagian belakang masjid. Beberapa temannya terluka akibat serpihan benda tajam.
“Teman saya kena di kepala, tangan, kaki. Ada paku yang nempel. Itu bom rakitan,” tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa pada awalnya para siswa mengira suara tersebut berasal dari perangkat audio atau tabung gas, namun kondisi di lokasi segera memperjelas bahwa ledakan tersebut berasal dari alat peledak.
“Awalnya kami kira sound system atau gas LPG, ternyata bom. Saya syok langsung lari keluar,” katanya.
Barang Bukti: Kabel, Remote, hingga Airsoft Gun
Polisi mendatangi lokasi kejadian tidak lama setelah ledakan terjadi. Berdasarkan laporan ntvnews dan Tempo, penyidik menemukan sejumlah benda mencurigakan yang diduga terkait bahan peledak, antara lain:
- Kabel yang terhubung dengan rangkaian listrik
- Remote kontrol
- Senjata airsoft gun laras panjang
- Satu revolver
Seluruh barang bukti telah dibawa ke laboratorium forensik untuk diperiksa lebih lanjut.
Densus 88 Turun Tangan
Karena temuan di lokasi mengarah pada dugaan penggunaan bom rakitan, Densus 88 Antiteror turut dilibatkan dalam penyelidikan. Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menyampaikan bahwa pihaknya masih mendalami ada tidaknya unsur terorisme dalam kejadian ini.
“Kami masih mendalami apakah insiden ini terkait terorisme atau tidak,” katanya.
Polisi menegaskan bahwa penyelidikan belum sampai pada kesimpulan motif ideologi atau keterlibatan jaringan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi juga meminta publik tidak berspekulasi:
“Masih diselidiki. Jangan jumping conclusion. Kami belum menyimpulkan ini terorisme.”
Korban Ledakan Mencapai 54 Orang
Berdasarkan data yang dihimpun Polda Metro Jaya hingga Jumat malam, total ada 54 korban luka, sebagian besar merupakan siswa.
Rincian kondisi korban:
| Kondisi korban | Jumlah |
|---|---|
| Luka ringan – sedang | Mayoritas dari 54 orang |
| Kena serpihan paku / benda tajam | ≥ 1 orang |
| Gangguan pendengaran akibat gelombang kejut | 4 orang |
| Luka bakar pada wajah / muntah darah | 2 orang |
| Korban meninggal dunia | Tidak ada |
Para korban dirawat di dua rumah sakit rujukan:
- RS Islam Cempaka Putih
- RS Yarsi Jakarta
Wakil Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Wamenkopolhukam) Lodewijk Paulus memastikan bahwa tidak ada korban jiwa.
“Alhamdulillah tidak ada yang meninggal.”
Pelaku Diduga Siswa Kelas 12 dan Korban Bullying
Informasi mengejutkan muncul dari sejumlah saksi teman sekolah pelaku. Seorang siswa bernama Sena mengatakan kepada Kumparan bahwa pelaku diduga merupakan siswa kelas 12 SMAN 72 yang disebut pernah menjadi korban bullying.
“Katanya dia pernah di-bully,” ujar Sena.
Lebih lanjut, Sena menyebut bahwa pelaku mengalami luka serius karena diduga berusaha melakukan bunuh diri setelah ledakan terjadi.
“Anaknya sekarang di RS Islam, katanya mau bunuh diri,” tuturnya.
Meski informasi ini belum menjadi pernyataan resmi kepolisian, fakta bahwa pelaku juga menjadi korban luka dan ditemukan dekat lokasi ledakan membuat dugaan ini semakin kuat.
Polisi Selidiki Motif: Aksi Balas Dendam atau Masalah Pribadi?
Penyidik masih menginvestigasi motif pelaku, termasuk kemungkinan:
- Balas dendam akibat bullying
- Gangguan emosional atau tekanan psikologis
- Aksi coba-coba atau percobaan membuat alat berbahaya
Kapolda Metro mengonfirmasi bahwa pelaku telah diamankan dan menjalani perawatan di rumah sakit.
Dokter yang menangani menyebutkan pelaku mengalami luka cukup serius akibat percobaan bunuh diri setelah ledakan.
Reaksi Publik: Sekolah Diminta Perkuat Pencegahan Bullying
Peristiwa ini memicu diskusi luas di media sosial dan forum pendidikan. Kata kunci “SMAN 72”, “bom rakitan”, dan “bullying” menjadi trending di X/Twitter dan Google Trends.
Banyak warganet menyoroti:
- Kecenderungan meningkatnya kasus bullying di sekolah
- Minimnya sistem deteksi dini terhadap kesehatan mental siswa
- Kurangnya pengawasan terhadap barang bawaan siswa
Psikolog anak & remaja dari UI, dr. Mira Andini, menyebut bahwa siswa yang menjadi korban bullying berpotensi menyimpan dendam.
“Tanpa dukungan mental yang tepat, korban bullying dapat menjadi agresor pada titik tertentu.”
Sekolah Diliburkan Sementara
Pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta memutuskan untuk:
- Meliburkan aktivitas belajar selama penyelidikan
- Membersihkan lokasi dan memperbaiki fasilitas rusak
- Menyediakan layanan konseling untuk siswa
Para orang tua diminta tidak panik dan menunggu hasil investigasi resmi.
Peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta diduga kuat disebabkan oleh bom rakitan, bukan kecelakaan dari sound system atau tabung gas. Lebih dari 50 siswa terluka, tetapi tidak ada korban meninggal. Polisi, termasuk Densus 88, tengah menyelidiki motif dan unsur pidana dalam kasus ini.
Dugaan bahwa pelaku merupakan korban bullying membuka sorotan baru terkait kondisi kesehatan mental siswa dan pentingnya sistem pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah.
