
KabarKabari,- Bek muda Timnas Indonesia, Justin Hubner, tengah menghadapi masa sulit dalam kariernya di kompetisi tertinggi Liga Belanda, Eredivisie, setelah resmi dikenakan sanksi larangan bermain tiga pertandingan oleh Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB). Hukuman ini dijatuhkan menyusul insiden tekel keras yang dilakukannya terhadap pemain Ajax Amsterdam pada laga lanjutan pekan ke-15 pada Minggu, 7 Desember 2025.
Kartu Merah yang Menjadi Titik Awal Sanksi
Insiden bermula ketika Hubner baru bermain sekitar tujuh hingga delapan menit setelah masuk sebagai pemain pengganti bagi Fortuna Sittard dalam pertandingan melawan Ajax. Saat itu, pertandingan berjalan dengan skor 1-3 untuk keunggulan tim tamu, dan situasi permainan tak lagi dalam tekanan tinggi bagi timnya. Tanpa peringatan signifikan, Hubner melakukan tekel yang dinilai sangat berbahaya terhadap pemain Ajax, Jasper Dahlhaus, di area pertahanan lawan. Wasit pun langsung menunjuk kartu merah bagi sang bek tengah.
Kartu merah tersebut tidak hanya membuat Hubner harus keluar dari lapangan lebih cepat, tetapi juga membuka pintu bagi KNVB untuk mempertimbangkan tindakan disipliner tambahan berdasarkan aturan kompetisi tentang pelanggaran berbahaya di lapangan.
Keputusan KNVB: Skorsing Tiga Laga dan Probation Satu Tahun
Beberapa hari setelah pertandingan, Federasi Sepak Bola Belanda melalui KNVB mengeluarkan keputusan resmi yang menyatakan Hubner akan menjalani sanksi larangan bermain selama tiga laga Eredivisie. Satu dari tiga laga tersebut dijatuhkan dengan masa percobaan satu tahun, yang berarti jika Hubner melakukan pelanggaran berat serupa dalam periode satu tahun kedepan, hukuman tambahan berupa satu laga skorsing akan otomatis berlaku.
Dalam pernyataannya, Fortuna Sittard mengonfirmasi bahwa pihak klub menerima proposal sanksi tersebut tanpa melakukan banding. Mereka telah memberi tahu KNVB bahwa sanksi tersebut disetujui oleh klub, sehingga vonis larangan bermain tiga pertandingan itu resmi berlaku.
Reaksi Klub dan Pelatih
Situasi ini tidak hanya menjadi urusan disiplin semata, tetapi juga memicu reaksi dari pihak internal klub. Pelatih Danny Buijs mengomentari keras tindakan Hubner yang dianggap merugikan tim. Menurut Buijs, tekel tersebut bukan hanya berisiko tinggi tetapi juga “bodoh”, terutama karena dilakukan dalam situasi di mana timnya tengah tertinggal dan tekanan permainan tidak terlalu berat.
“Dengan skor 1-3 di kepala, tindakan seperti itu tidak hanya mengecewakan tetapi juga tidak masuk akal, karena dia baru saja masuk ke lapangan. Kamu tidak akan melakukan tekel seperti itu sejauh itu dari gawangmu, kan? Itu bodoh sekali,” tambah pelatih klub Belanda ini, menegaskan pentingnya disiplin dan keputusan yang tepat di medan permainan.
Dampak bagi Fortuna Sittard
Larangan bermain ini dipastikan akan membuat Hubner absen dalam beberapa laga penting Fortuna Sittard di Eredivisie. Klub harus mencari solusi lini belakang tanpa bek tengah berusia 22 tahun tersebut, terutama menjelang pertandingan-pertandingan yang rawan dan penting dalam persaingan musim ini.
Berdasarkan jadwal liga, salah satu laga yang kemungkinan besar akan dilewati Hubner adalah pertandingan melawan PEC Zwolle pada 13 Desember 2025, di mana absennya pemain ini diprediksi menjadi salah satu faktor yang bisa memengaruhi komposisi tim.
Bagaimana Masa Depan Hubner di Liga Belanda?
Sanksi berat ini menjadi momentum penting bagi Hubner untuk merenungkan kembali pendekatannya di lapangan, khususnya dalam mengatur emosinya ketika turun bermain. Meski bertubuh muda, pengalaman di level profesional seperti Eredivisie menuntut kontrol diri yang tinggi, terutama bagi pemain belakang yang sering terlibat dalam duel fisik dan tantangan taktis.
Hubner sendiri sejauh ini bukan pemain yang selalu tampil reguler sebagai starter. Statistik musim 2025/2026 menunjukkan ia baru tampil dalam total 8 pertandingan dengan beberapa kali masuk sebagai pemain cadangan. Dengan kartu merah ini, total kartu merahnya musim ini menjadi satu, yang tentu memberi catatan negatif dalam repertoar permainannya di liga.
Meski demikian, keputusan Fortuna Sittard untuk menerima sanksi tanpa banding mengindikasikan bahwa klub tak ingin memperpanjang urusan ini lebih jauh. Mereka memilih untuk fokus pada pembelajaran dan perbaikan tim daripada memperdebatkan keputusan yang sudah diambil oleh otoritas liga.
Sudut Pandang Pengamat dan Fans
Reaksi publik, baik di Belanda maupun Indonesia — tanah asal pemain tersebut — beragam. Sebagian pengamat menilai hukuman yang dijatuhkan KNVB sudah sesuai dengan standar disiplin kompetisi, dan hal ini penting agar pola permainan yang tidak sportif tidak diterima di tingkat profesional. Namun, ada juga suara yang menekankan dukungan terhadap Hubner sebagai pemain muda yang masih belajar dan berkembang.
Dari sisi suporter Indonesia, banyak yang melihat insiden ini sebagai ujian mental bagi pemain Timnas yang kini menjadi sorotan setelah memilih berkiprah di Eropa. Kesempatan untuk kembali bermain dengan lebih matang dan berdisiplin dijadikan penekanan utama dalam diskusi komunitas fans.
Tak diragukan bahwa keputusan KNVB menjatuhkan larangan bermain tiga laga kepada Justin Hubner merupakan episode penting dalam karier pemain muda Timnas Indonesia ini. Tidak hanya menjadi konsekuensi dari sebuah kesalahan di lapangan, tetapi juga merupakan pelajaran penting dalam profesionalisme sepak bola.
Sanksi ini memberikan pesan bahwa fair play dan kontrol diri sangat dihargai dalam kompetisi top Eropa seperti Eredivisie, dan bahwa setiap tindakan diluar konteks taktis dapat berujung konsekuensi berat — baik untuk pemain maupun timnya.

One thought on “Justin Hubner Resmi Diskors 3 Laga Eredivisie”