Penampakan Terbaru Gedung Pusat Scam Myanmar: Masih Utuh Meski Diklaim Dibom Militer

KabarKabari,- Kompleks penipuan siber KK Park di Kota Myawaddy, Myanmar, kembali menjadi sorotan setelah hasil analisis citra satelit menunjukkan bahwa sebagian besar bangunan di kawasan tersebut masih berdiri kokoh, meski pemerintah Myanmar mengklaim telah melakukan operasi pembongkaran besar-besaran.

Temuan terbaru ini memunculkan dugaan bahwa tindakan militer Myanmar hanyalah operasi pencitraan, bukan penindakan tegas terhadap jaringan scam yang selama ini merugikan ribuan korban internasional dan menghasilkan miliaran dolar bagi kelompok kriminal.

Mayoritas Bangunan Masih Utuh Berdasarkan Citra Satelit

Citra satelit Planet Labs PBC yang dianalisis kantor berita AFP memperlihatkan fakta berbeda dari klaim pemerintah. Dari ratusan bangunan di KK Park, hanya sekitar 22 bangunan yang benar-benar hancur, dan sekitar 80 unit mengalami kerusakan.
Namun, lebih dari tiga perempat bangunan di kompleks tersebut masih dalam kondisi utuh.

Area tengah kompleks—yang disebut sebagai zona pembangunan terbaru—bahkan terlihat masih aktif dikerjakan meski pemerintah telah mengumumkan operasi penghancuran total pada akhir Oktober lalu.

Sebagian wilayah memang tertutup awan sehingga tidak seluruh area dapat dianalisis, tetapi gambaran menyeluruh menunjukkan bahwa operasi militer tidak sebesar atau seintens yang diberitakan.

Pakar: Operasi Militer Myanmar Hanya Ilusi

Jason Tower, peneliti senior Global Initiative Against Transnational Organized Crime, menyebut aksi militer Myanmar sebagai “tindakan publisitas”.

“Militer sedang melakukan aksi publisitas di KK Park. Klaim bahwa mereka membongkar sindikat penipuan sepenuhnya tidak benar,” ujar Tower.

Menurutnya, operasi itu hanya menciptakan ilusi tindakan tegas, sementara struktur bisnis ilegal tersebut tetap dibiarkan berjalan.

Beberapa tayangan televisi pemerintah yang memperlihatkan alat berat dan ledakan bangunan diduga tidak menggambarkan kondisi lapangan secara keseluruhan.

Kompleks Scam Jadi Sumber Pendapatan Milisi

Para analis memandang keberadaan pusat scam seperti KK Park tidak mungkin musnah begitu saja. Hal ini karena jaringan tersebut menjadi sumber pendapatan penting bagi kelompok milisi bersenjata yang selama ini bersekutu dengan junta Myanmar dalam konflik internal.

Bahkan, ada dugaan kuat bahwa jaringan kriminal ini dibiarkan beroperasi sebagai bagian dari “pertukaran kepentingan” antara militer dan kelompok milisi. Milisi mendapat pemasukan, sementara junta mempertahankan sokongan kekuatan di medan perang.

Model kerja seperti ini sudah lama dipraktikkan di wilayah perbatasan Myanmar, terutama area yang minim pengawasan dan rentan konflik.

China Tekan Myanmar Tutup Pusat Scam

China, sebagai sekutu utama junta Myanmar, menjadi salah satu negara yang paling vokal menekan Myanmar agar segera menertibkan pusat-pusat scam yang telah memakan banyak korban dari warganya.

Pada Februari 2025 lalu, tekanan dari Beijing membuat sekitar 7.000 pekerja scam dipulangkan dari berbagai kompleks di Myanmar.

Meski begitu, pendekatan militer Myanmar terlihat sangat berhati-hati. Mereka mencoba memuaskan dua pihak sekaligus—milisi lokal yang mendapatkan keuntungan dan Pemerintah China yang menuntut penindakan tegas. Hal ini menyebabkan langkah penghancuran berlangsung setengah-setengah dan penuh kontroversi.

Ribuan Orang Melarikan Diri dari KK Park

Sejak operasi diumumkan, sekitar 1.500 orang dilaporkan melarikan diri dari KK Park dengan menyeberangi perbatasan Thailand. Gelombang pelarian ini terjadi di tengah operasi militer yang dinilai tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas di dalam kompleks.

Meski demikian, para pakar meyakini bahwa masih banyak pekerja yang:

  • tertahan oleh sindikat,
  • tidak memiliki dokumen perjalanan,
  • atau memilih tetap tinggal karena terlibat lebih dalam dalam jaringan penipuan.

Siapa Para Pekerja di Pusat Scam?

Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa para pekerja di pusat scam seperti KK Park berasal dari berbagai latar belakang:

1. Korban Perdagangan Manusia

Banyak dari mereka direkrut dengan tipu daya seperti lowongan kerja palsu, kemudian disekap dan dipaksa menjalankan penipuan secara online. Para korban berasal dari berbagai negara, termasuk:

  • China
  • Thailand
  • Laos
  • Indonesia
  • Filipina
  • Negara Afrika

2. Pekerja Sukarela

Sebaliknya, ada pula individu yang datang secara sukarela karena tergiur fasilitas mewah dan pendapatan tinggi yang dijanjikan bagi “karyawan level atas”.

Kontras antara kondisi pekerja yang dipaksa dan mereka yang menikmati fasilitas membuat lingkungan scam menjadi sangat kompleks dan sulit diberantas.

Ledakan dan Penghancuran Bangunan Diragukan

Warga sekitar melaporkan suara ledakan sporadis sejak operasi diumumkan. Namun banyak pihak meyakini bahwa ledakan tersebut hanya mengenai bangunan-bangunan tertentu—kemungkinan besar bangunan kosong atau area yang tidak lagi digunakan.

Televisi negara menayangkan proses penghancuran, namun rekaman tersebut tidak cukup membuktikan bahwa keseluruhan kompleks benar-benar ditutup.

Hal ini diperkuat oleh keberadaan gedung-gedung besar yang masih tampak beroperasi, bahkan beberapa di antaranya terus diperluas.

Kesimpulan: Operasi Myanmar Masih Dipertanyakan

Hingga kini, operasi “pembongkaran total” KK Park yang diklaim pemerintah Myanmar masih dianggap tidak transparan dan tidak efektif.
Citra satelit dan analisis pakar menunjukkan bahwa kegiatan penipuan siber di Myanmar kemungkinan besar tetap berlangsung, meski pemerintah berusaha mencitrakan diri seolah melakukan tindakan keras.

Dengan tekanan internasional—terutama dari China—yang semakin kuat, masa depan pusat scam seperti KK Park masih menjadi tanda tanya besar. Dunia menunggu apakah Myanmar benar-benar akan menindak jaringan kriminal ini atau hanya melakukan operasi simbolis tanpa hasil nyata.

Penampakan Terbaru Gedung Pusat Scam Myanmar: Masih Utuh Meski Diklaim Dibom Militer

Kompleks penipuan siber KK Park di Kota Myawaddy, Myanmar, kembali menjadi sorotan setelah hasil analisis citra satelit menunjukkan bahwa sebagian besar bangunan di kawasan tersebut masih berdiri kokoh, meski pemerintah Myanmar mengklaim telah melakukan operasi pembongkaran besar-besaran.

Temuan terbaru ini memunculkan dugaan bahwa tindakan militer Myanmar hanyalah operasi pencitraan, bukan penindakan tegas terhadap jaringan scam yang selama ini merugikan ribuan korban internasional dan menghasilkan miliaran dolar bagi kelompok kriminal.

Mayoritas Bangunan Masih Utuh Berdasarkan Citra Satelit

Citra satelit Planet Labs PBC yang dianalisis kantor berita AFP memperlihatkan fakta berbeda dari klaim pemerintah. Dari ratusan bangunan di KK Park, hanya sekitar 22 bangunan yang benar-benar hancur, dan sekitar 80 unit mengalami kerusakan.
Namun, lebih dari tiga perempat bangunan di kompleks tersebut masih dalam kondisi utuh.

Area tengah kompleks—yang disebut sebagai zona pembangunan terbaru—bahkan terlihat masih aktif dikerjakan meski pemerintah telah mengumumkan operasi penghancuran total pada akhir Oktober lalu.

Sebagian wilayah memang tertutup awan sehingga tidak seluruh area dapat dianalisis, tetapi gambaran menyeluruh menunjukkan bahwa operasi militer tidak sebesar atau seintens yang diberitakan.

Pakar: Operasi Militer Myanmar Hanya Ilusi

Jason Tower, peneliti senior Global Initiative Against Transnational Organized Crime, menyebut aksi militer Myanmar sebagai “tindakan publisitas”.

“Militer sedang melakukan aksi publisitas di KK Park. Klaim bahwa mereka membongkar sindikat penipuan sepenuhnya tidak benar,” ujar Tower.

Menurutnya, operasi itu hanya menciptakan ilusi tindakan tegas, sementara struktur bisnis ilegal tersebut tetap dibiarkan berjalan.

Beberapa tayangan televisi pemerintah yang memperlihatkan alat berat dan ledakan bangunan diduga tidak menggambarkan kondisi lapangan secara keseluruhan.

Kompleks Scam Jadi Sumber Pendapatan Milisi

Para analis memandang keberadaan pusat scam seperti KK Park tidak mungkin musnah begitu saja. Hal ini karena jaringan tersebut menjadi sumber pendapatan penting bagi kelompok milisi bersenjata yang selama ini bersekutu dengan junta Myanmar dalam konflik internal.

Bahkan, ada dugaan kuat bahwa jaringan kriminal ini dibiarkan beroperasi sebagai bagian dari “pertukaran kepentingan” antara militer dan kelompok milisi. Milisi mendapat pemasukan, sementara junta mempertahankan sokongan kekuatan di medan perang.

Model kerja seperti ini sudah lama dipraktikkan di wilayah perbatasan Myanmar, terutama area yang minim pengawasan dan rentan konflik.

China Tekan Myanmar Tutup Pusat Scam

China, sebagai sekutu utama junta Myanmar, menjadi salah satu negara yang paling vokal menekan Myanmar agar segera menertibkan pusat-pusat scam yang telah memakan banyak korban dari warganya.

Pada Februari 2025 lalu, tekanan dari Beijing membuat sekitar 7.000 pekerja scam dipulangkan dari berbagai kompleks di Myanmar.

Meski begitu, pendekatan militer Myanmar terlihat sangat berhati-hati. Mereka mencoba memuaskan dua pihak sekaligus—milisi lokal yang mendapatkan keuntungan dan Pemerintah China yang menuntut penindakan tegas. Hal ini menyebabkan langkah penghancuran berlangsung setengah-setengah dan penuh kontroversi.

Ribuan Orang Melarikan Diri dari KK Park

Sejak operasi diumumkan, sekitar 1.500 orang dilaporkan melarikan diri dari KK Park dengan menyeberangi perbatasan Thailand. Gelombang pelarian ini terjadi di tengah operasi militer yang dinilai tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas di dalam kompleks.

Meski demikian, para pakar meyakini bahwa masih banyak pekerja yang:

  • tertahan oleh sindikat,
  • tidak memiliki dokumen perjalanan,
  • atau memilih tetap tinggal karena terlibat lebih dalam dalam jaringan penipuan.

Siapa Para Pekerja di Pusat Scam?

Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa para pekerja di pusat scam seperti KK Park berasal dari berbagai latar belakang:

1. Korban Perdagangan Manusia

Banyak dari mereka direkrut dengan tipu daya seperti lowongan kerja palsu, kemudian disekap dan dipaksa menjalankan penipuan secara online. Para korban berasal dari berbagai negara, termasuk:

  • China
  • Thailand
  • Laos
  • Indonesia
  • Filipina
  • Negara Afrika

2. Pekerja Sukarela

Sebaliknya, ada pula individu yang datang secara sukarela karena tergiur fasilitas mewah dan pendapatan tinggi yang dijanjikan bagi “karyawan level atas”.

Kontras antara kondisi pekerja yang dipaksa dan mereka yang menikmati fasilitas membuat lingkungan scam menjadi sangat kompleks dan sulit diberantas.

Ledakan dan Penghancuran Bangunan Diragukan

Warga sekitar melaporkan suara ledakan sporadis sejak operasi diumumkan. Namun banyak pihak meyakini bahwa ledakan tersebut hanya mengenai bangunan-bangunan tertentu—kemungkinan besar bangunan kosong atau area yang tidak lagi digunakan.

Televisi negara menayangkan proses penghancuran, namun rekaman tersebut tidak cukup membuktikan bahwa keseluruhan kompleks benar-benar ditutup.

Hal ini diperkuat oleh keberadaan gedung-gedung besar yang masih tampak beroperasi, bahkan beberapa di antaranya terus diperluas.

Kesimpulan: Operasi Myanmar Masih Dipertanyakan

Hingga kini, operasi “pembongkaran total” KK Park yang diklaim pemerintah Myanmar masih dianggap tidak transparan dan tidak efektif.
Citra satelit dan analisis pakar menunjukkan bahwa kegiatan penipuan siber di Myanmar kemungkinan besar tetap berlangsung, meski pemerintah berusaha mencitrakan diri seolah melakukan tindakan keras.

Dengan tekanan internasional—terutama dari China—yang semakin kuat, masa depan pusat scam seperti KK Park masih menjadi tanda tanya besar. Dunia menunggu apakah Myanmar benar-benar akan menindak jaringan kriminal ini atau hanya melakukan operasi simbolis tanpa hasil nyata.

More From Author

Foto Terbaru Jule Tanpa Hijab dengan Caption ‘New Janda’ Tuai Sorotan Usai Digugat Cerai

PM Jepang Dikecam Usai Gelar Rapat Staf Pukul 03.00: “Slogan Kerja Bagai Kuda” Jadi Nyata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *