
Dunia astronomi kembali dihebohkan oleh kemunculan komet antarbintang yang sangat langka, yaitu 3I/ATLAS.
Penemuan dan Asal Usul 3I/ATLAS
KabarKabari,- Pada tanggal 1 Juli 2025, survei Asteroid Terrestrial‑impact Last Alert System (ATLAS) (ATLAS) di Río Hurtado, Chile, mendeteksi sebuah objek langit yang ternyata berasal dari luar tata surya kita.
Objek ini kemudian diberi nama “3I/ATLAS”: angka “3” menandakan bahwa ini adalah objek antarbintang ketiga yang pernah tercatat (setelah 1I/ʻOumuamua dan 2I/Borisov). Huruf “I” bermakna interstellar (antar‐bintang), dan “ATLAS” merujuk pada teleskop yang menemukannya.
Analisis trajektori menunjukkan lintasan yang bersifat hiperbolik — artinya objek ini tidak terikat oleh gravitasi Matahari dan akan melewati sistem tata surya kita tanpa kembali.
Menurut badan antariksa Amerika Serikat, NASA, komet 3I/ATLAS ini berasal dari suatu sistem bintang lain dan telah mengembara melalui ruang antarbintang selama jutaan hingga miliaran tahun.
Lokasi dan Lintasan Terbaru
Ketika ditemukan, objek tersebut berada sekitar 420 juta mil (670 juta km) dari Bumi.
Beberapa data terbaru:
- Jarak saat ini dari Bumi: sekitar 2.299 AU (~343,9 juta km) berdasarkan ephemeris terkini.
- Komet ini diperkirakan akan mencapai titik terdekat terhadap Matahari (perihelion) sekitar 29 Oktober 2025, pada jarak sekitar 1.356 AU (~202 juta km) dari Matahari — yaitu di dalam orbit planet Mars.
- Selain itu, komet ini akan melintasi dekat orbit Mars sekitar 3 Oktober 2025, ketika jaraknya ke Mars diperkirakan sekitar 30 juta km.
- Estimasi kecerlangan (magnitudo) saat ini berada di kisaran magnitude ~14-16, artinya hanya terlihat lewat teleskop besar.
Dengan lintasan yang demikian dan kecepatan tinggi—diperkirakan lebih dari 60 km/detik atau sekitar 210.000 km/h—kita melihat tamu luar biasa yang jarang mampir ke lingkungan tata surya kita.
Ciri Khas dan Keunikan 3I/ATLAS
Komet ini menarik perhatian para ilmuwan karena beberapa hal:
- Asal Antarbintang: Karena lintasannya hiperbolik dan kecepatan sangat tinggi, jelas bahwa 3I/ATLAS tidak berasal dari tata surya kita.
- Murni Melintas Sekali: Tidak seperti komet‐komet lokal yang mengorbit Matahari secara tertutup dan bisa kembali, 3I/ATLAS hanya datang sekali dan kemudian akan terus pergi ke ruang antarbintang.
- Usia dan Asal yang Sangat Tua: Beberapa studi menyatakan bahwa komet ini bisa jauh lebih tua daripada tata surya kita sendiri — mungkin merupakan salah satu objek tertua yang pernah diamati.
- Aktivitas Komet yang Menarik: Saat mendekati Matahari, 3I/ATLAS mulai menyalurkan gas & debu—membentuk koma dan ekor, warna kehijauan pun muncul karena aktivitas kimia di permukaannya.
- Komposisi yang Tidak Sepenuhnya “Normal”: Misalnya, pengamatan menunjukkan bahwa rasio CO₂/H₂O pada objek ini sangat tinggi—yang berbeda dari banyak komet lokal.
Karena semua keunikan ini, 3I/ATLAS dianggap sebagai “pesan alami” dari sistem bintang lain: mempelajarinya berarti kita bisa mendapatkan petunjuk tentang bagaimana sistem planet terbentuk di luar sana dan apa komet antarbintang itu dibentuk.
Mengapa Penemuan Ini Penting bagi Ilmuwan
- Jendela ke Sistem Bintang Lain: Dengan objek yang datang dari luar tata surya kita, para ilmuwan memiliki kesempatan langka untuk “mengintip” langsung materi yang terbentuk di luar sistem kita.
- Membandingkan dengan Komet Lokal: Dengan membandingkan komposisi, ukuran, aktivitas dll antara komet lokal dan komet antarbintang seperti 3I/ATLAS, bisa diketahui apakah pembentukan planet serta komet itu universal atau sangat bergantung kondisi lokal.
- Menambah Data tentang Kunjungan Antar-bintang: Sebelumnya kita sudah punya 1I/ʻOumuamua dan 2I/Borisov. 3I/ATLAS menjadi data ketiga yang semakin memperkuat bahwa kunjungan antar‐bintang seperti ini bukan hanya kebetulan tunggal—mungkin cukup sering terjadi (meskipun sulit dideteksi).
- Tujuan Misi Kedepan: Beberapa teleskop dan wahana antariksa telah diarahkan untuk mengamati 3I/ATLAS, termasuk James Webb Space Telescope (JWST) dan misi SPHEREx. Data yang muncul bisa memperdalam pemahaman kita soal struktur, material, dan evolusi komet antarbintang.
Data Terbaru yang Perlu Diketahui
- Teleskop JWST melakukan pengamatan terhadap 3I/ATLAS pada 6 Agustus 2025 menggunakan instrumen Near-Infrared Spectrograph (NIRSpec).
- Misi SPHEREx juga memantau objek ini antara 7-15 Agustus 2025 untuk memperoleh data spektral.
- Hasil pengamatan Hubble memperkirakan bahwa inti padat (nukleus) komet memiliki diameter maksimum sekitar 5,6 km, tetapi bisa lebih kecil (sekitar 320 meter) karena sebagian besar kecerlangan berasal dari koma.
- Pengamatan gambar menunjukkan bahwa ekor komet semakin tumbuh dan koma semakin melebar—tanda bahwa aktivitas komet semakin meningkat saat mendekat Matahari.
- Dari segi orbit: eksentrisitas (e) sekitar 6.14, inklinasi ~175°, perihelion ~1.356 AU.
Implikasi untuk Kita dan Tata Surya
- 3I/ATLAS mengingatkan kita bahwa tata surya kita bukanlah “isolasi” yang tertutup—ada objek‐objek dari luar yang bisa datang dan pergi.
- Walaupun kasus kunjungan komet antarbintang sangat jarang, semakin baik teleskop dan survei kita, semakin besar peluang untuk menemukan lebih banyak di masa depan.
- Dari sudut pandang publik dan pendidikan: objek semacam ini bisa menjadi titik perhatian yang baik untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap astronomi, serta memberi gambaran bahwa alam semesta jauh lebih kaya dan kompleks dari apa yang kita lihat sehari‐hari.
Objek seperti 3I/ATLAS adalah “tamu” jarang dari ruang antar-bintang yang berkesempatan datang dan melintas sistem tata surya kita. Mengamati dan mempelajarinya tidak hanya memuaskan rasa ingin tahu manusia, tetapi juga membuka jendela ke pembentukan planet dan komet di luar sistem Matahari.
Dengan semua data dan pengamatan terkini, para ilmuwan terus menyiapkan analisis lebih lanjut. Tidak ada potensi bahaya bagi Bumi—ini adalah kesempatan riset yang sangat berharga.
